SUMBAR | KAI kembali menunjukkan komitmennya sebagai perusahaan transportasi milik negara yang tidak hanya fokus melayani mobilitas masyarakat, tetapi juga hadir ketika bencana melanda. Melalui program KAI Quick Response, perusahaan menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai Rp349.999.284 untuk masyarakat terdampak banjir yang meluas di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Sejak gelombang banjir memutus aktivitas warga dan memaksa ribuan orang mengungsi, tim KAI bergerak cepat berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta perangkat daerah. Pendekatan ini dipilih agar setiap bantuan dapat disalurkan sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
EVP Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, menyatakan bahwa kehadiran KAI pada masa darurat bukan sekadar tanggung jawab sosial, tetapi panggilan untuk menjaga solidaritas nasional.
“Bantuan disalurkan secara bertahap sesuai pemetaan kebutuhan di setiap daerah. Prioritas kami adalah memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi selama masa tanggap darurat,” ungkapnya.
Di Sumatra Utara, bantuan diberikan pada 28 November 2025 melalui Posko BPBD di Gedung Dharma Wanita Kota Medan. Senilai Rp50 juta, bantuan tersebut terdiri dari makanan siap saji, beras, mie instan, air minum, biskuit, selimut, sarung, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Penyerahan dilakukan langsung kepada Wali Kota Medan dan Kepala BPBD, sebagai wujud sinergi pemerintah daerah dan BUMN dalam menghadapi bencana.
Dukungan KAI untuk Aceh dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada 29 November 2025, KAI menyalurkan Rp50 juta untuk masyarakat Kota Langsa, disusul bantuan serupa di Banda Aceh pada 9 Desember 2025. Sementara untuk Lhokseumawe, KAI telah menyiapkan bantuan tahap ketiga berupa paket sembako senilai Rp50 juta, menyesuaikan kondisi daerah yang masih terdampak. Total bantuan untuk Aceh dan Medan mencapai Rp200 juta.
Sumatra Barat menjadi wilayah penerima dukungan terbesar dengan total Rp149.999.284. Penyalurannya terbagi menjadi empat tahap, mulai dari sembako, selimut, sarung, dan terpal hingga bantuan keluarga (family kits), air mineral, tikar, serta layanan kesehatan gratis. Bahkan, KAI turut menyediakan kantong jenazah sebagai bentuk dukungan pascabencana, suatu kebutuhan yang kerap luput dari perhatian publik tetapi sangat diperlukan di lapangan.
Tidak hanya fokus pada masyarakat luas, KAI juga memastikan pegawainya yang terdampak mendapatkan perhatian yang sama. Sebanyak 155 pegawai KAI dan keluarga mereka menerima paket kebutuhan pokok sebagai dukungan awal dalam proses pemulihan.
Agus menegaskan bahwa rangkaian bantuan ini merupakan ekspresi solidaritas dan kepedulian.
“Tidak hanya untuk hari ini, kami berharap bantuan ini bisa mempercepat pemulihan warga di seluruh wilayah terdampak,” ujarnya.
Melalui program KAI Quick Response, perusahaan kembali menegaskan jati dirinya sebagai institusi yang hadir bagi masyarakat, termasuk pada masa-masa sulit ketika bencana melanda.
Catatan Redaksi:
Naskah ini telah melalui proses penyuntingan untuk kejelasan, keterbacaan, dan konsistensi gaya penulisan tanpa mengubah substansi utama pernyataan resmi KAI.
TIM RMO